Rasulullah SAW pernah kesiangan melaksanakan shalat Shubuh dalam satu perjalanan. Beliau bangun saat matahari sudah terbit.
Kemudian beliau menyuruh Bilal untuk mengumandangkan adzan. Lalu beliau wudhu dan shalat fajar dua rakaat yang diikuti oleh para sahabat. Kemudian beliau menyuruh Bilal mengumandangkan iqamah dan beliau shalat Shubuh bersama mereka.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan Syaikh Al-Albani)
Beliau menerangkan tentang keutamaannya,
رَكْعَتَا اَلْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ اَلدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua rakaat fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.”
(HR. Muslim)
Imam Nawawi Rahimahullah memaknakan lebih baik dari dunia, yaitu dari kenikmatannya.
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Bassaam –semoga Allah ampuni dosa beliau dan kedua orang tuanya-, dalam Taudhih Al-Ahkam (2/382) berkata, “Sesungguhnya dua rakaat Fajar adalah shalat rawatib paling utama, keduanya lebih baik daripada dunia dan apa yang ada di dalamnya. Sungguh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkan keduanya saat di tempat tinggalnya dan tidak pula saat safar.”
Dua Rakaat Fajar ini adalah nama lain dari shalat sunnah ratibah (shalat sunnah yang mengiringi shalat fardlu) Shubuh. Shalat ini dikerjakan sebelum shalat Shubuh. Sebagian masyarakat kita menyebutnya Qabliyah Shubuh.
Cara pelaksanaannya yang benar, setelah seseorang berwudhu dan sudah yakin masuk waktu shubuh atau setelah muadzin mengumandangkan adzan Shubuh, ia berdiri shalat dua rakaat sebelum shalat fardhu Shubuh.
sumber: voa-islam.com
Artikel keren lainnya: