Hari raya IMLEK sebentar lagi datang, tak sedikit umat Islam dari kalangan Tionghoa merayakan tahun baru Cina itu. Namun beberapa kalangan menolaknya karena dianggap syirik. Mengapa ada perbedaan pandangan tentang imlek ya? Lalu bagaiman pandangan MUI tentang ini? Berikutpenjelasannya.
IMLEK adalah tradisi pergantian tahun, sehingga yang merayakan Imlek ini seluruh etnis Tionghoa, apapun agamanya. Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, perayaan ini boleh dirayakan, namun pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, perayaan Imlek dibatasi. Sedangkan pada masa Gus Dur, malah diberi kebebasan.
Dicomot dari siaran televisi swasta, ketua MUI pusat, KH Muhyidin Djunaidi MA, beliau mengatakan bahwa mencupakan selamat atau merayakan Imlek sebenarnya tidak apa-apa selama tidak mengikuti ritualnya yang dinilai keluar dari akidah Islam. Dan MUI sendiri tidak mengharamkan mengucapkan selamat Hari Raya IMLEK.
Sebenarnya sebelum kita melakukan sesuatu, termasuk merayakan sesuatu, kita harus tahu terlebih dahulu ilmunya, artinya jangan hanya ikut-ikutan merayakan, tapi kita tidak tahu itu perayaan apa.
Imlek itu adalah tahun baru yang mendasarkan pada peredaran bulan musim semi di negara Cina, saat bulan terlihat mengintip pada tahun kelahiran Konhucu. Jadi menurut ketua MUI, mengucapkan selamat tahun baru Imlek itu tidak apa-apa, sama halnya mengucapkan selamat tahun baru masehi ataupun tahun hijriyah. Namun berbeda dengan perayaan Natal, itu baru tidak boleh, kata beliau.
Meski demikian, kalau sudah masalah ritual, maka itu tidak boleh karena dalam acara ritual tersebut pasti mengandung unsur-unsur keyakinan yang bisa mengancam terhadap akidah. Artinya begini, kita boleh saja menghargai hari-hati besar umat lain dengan konsep seperti yang dikatakan dalam Al Qur'an, "Bagimu agamamu dan bagiku agamaku".
Artinya kita boleh hanya sebatas tidak merusak akidah kita.
Hubungan sosial keagamaan di negara kita harus tetap dijaga dengan saling menghormati dan saling menghargai tanpa mengorbankan akidah. Kita boleh saja bergaul dengan orang yang berbeda agama, tapi jangan sampai kita terpengaruh oleh kepercayaan mereka termasuk perayaan Imlek ini.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Boleh Merayakan IMLEK oleh MUI"
Post a Comment