Pada tiap bulan April, seluruh rakyat Indonesia merayakan Hari Ibu Kita Kartini.
Meski sudah lama masuk dalam buku sejarah dan beliau telah mendapatkan predikat sebagai pahlawan nasional, akan tetapi banyak yang tidak tahu bahwa ternyata RA Kartini mati SYAHID.
Kenapa Ibu Kita Kartini mati syahid?
Simak ulasannya berikut ini.
Raden Ajeng Kartini adalah seseorang dari kalangan proyayi atau kelas bangsawan jawa. Beliau adalah putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, Bupati Jepara. Ibunya bernama MA Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kiai Haji Madirono, seorang guru agama Teluk Awur, Jepara.
Raden Ajeng Kartini meninggal karena mengalami komplikasi saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Salah satu pemicunya adalah preeklamsia, yang hingga kini masih menjadi penyebab utama kematian ibu hamil di samping infeksi dan pendarahan.
Pahlawan Nasional asal Jepara tersebut meninggal pada tanggal 17 September 1904, di usia yang masih snagat muda, yaitu 25 tahun. Teknologi saat itu mungkin masih sangat terbatas sehingga putri bungsu ini tidak bisa bertahan menghadapi komplikasi yang dia alami saat melahirkan.
Orang-Orang yang Mati Syahid
Dalam Agama Islam, seorang wanita yang meninggal karena melahirkan termasuk mati syahid.
Dalam beberapa hadits, keterangan tentang itu banyak disampaikan oleh Rasulullah SAW.
Diriwayatkan oleh Shafwan bin Umayyah ra dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda,
"Orang yang mati karena wabah tha'un (kolera) adalah syahid, orang yang mati karena tenggelam adalah syahid, orang yang mati karena peperangan adalah syahid, orang yang mati karena sakit perut adalah syahid, dan wanita yang meninggal karena melahirkan adalah syahid."
Diriwaytkan oleh Imam An Nasaa'i dari hadits Uqbah bin Amir ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Ada lima perkara, barangsiapa mati karena lima perkara tersebut, maka ia terhitung mati syahid. Kelima perkara itu adalah: orang yang terbunuh fii sabilillah, orang yang meti tenggelam, orang yang mati karena penyakit perut, orang yang mati karena wabah kolera, dan wanita yang mati karena melahirkan termasuk syahid fii sabilillah."
Imam Ahmad pun juga meriwayatkan hal sama dari Abu Hurairah ra.
Dari beberapa hadits itu, cukuplah bisa membuktikan bahwa wanita yang mati karena melahirkan, statusnya adalah syahid dan ia berhak memperoleh pahala sebagaimana orang yang mati syahid.
Dan RA Kartini termasuk salah satunya, beliau mati syahid.
Subhanallah...
Perbuatan yang Mulia
Seorang wanita yang hamil, lalu melahirkan dan menyusui adalah perbuatan yang sangat mulia. Karena itulah Allah SWT memberikan pahala yang besar bagi perempuan yang demikian itu.
Perkara tersebut bukanlah perkara yang mudah. Seorang ibu bahkan rela mempertaruhkan nyawanya ketika mereka melahirkan. Dan bahkan kadang-kadang ada wanita yang meninggal dunia demi melahirkan anaknya.
Artikel keren lainnya: